Berbagi Info: Tahap Perkembangan Psikosial Anak


Tahap Perkembangan Psikosial Anak

Hal yang paling penting diperhatikan untuk para orang tua dan calon orangtua adalah bagaimana tahap perkembangan psikologi pada anak. Nah kaliini saya sedikit menulis tentang psikologi anak menurut terinya bapak Erik Erikson. langsung aja deh lihat dibawah ini ya…

1. TRUST vs
MISTRUST (dari sejak lahir-1 tahun)

Sikap dasar psikososial yang dipelajari oleh bayi, bahwa mereka dapat
mempercayai lingkungannya. Timbulnya trust (percaya) dibantu oleh adanya
pengalaman yang terus-menerus, berkesinambungan, adanya pengalaman yang ada
kesamaannya dengan ‘trust’ dalam pemenuhan kebutuhan dasar bayi oleh orang
tuanya. Apabila anak terpenuhi kebutuhan dasarnya dan apabila orang tuanya
memberikan kasih sayang dengan tulus, anak akan berpendapat bahwa dunianya
(lingkungannya) dapat dipercaya atau diandalkan. Sebaliknya apabila pengasuhan
yang diberikan orang tua kepada anaknya tidak memberikan/memenuhi kebutuhan
dasar yang diperlukan, tidak konsisten atau sifatnya negatif, anak akan cemas
dan mencurigai lingkungannya
2. AUTONOMY
vs SHAME and DOUBT (antara 2-3 tahun)

Segera setelah anak belajar ‘trust’ atau ‘mistrust’ terhadap orang tuanya, anak
akan mencapai suatu derajat kemandirian tertentu. Apabila ‘toddler’ (1,6-3
tahun) mendapat kesempatan dan memperoleh dorongan untuk melakukan yang
diinginkan anak dan sesuai dengan tempo dan caranya sendiri, tetapi dengan
supervisi orang tua dan guru yang bijaksana, maka anak akan mengembangkan
kesadaran autonomy. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu
banyak melarang anak yang berusia 2-3 tahun, maka akan menimbulkan sikap
ragu-ragu terhadap lingkungannya. Sebaiknya orang tua menghindari sikap membuat
malu anak apabila anak melakukan tingkah laku yang tidak disetujui orang tua.
Karena rasa malu biasanya akan menimbulkan perasaan ragu terhadap kemampuan
diri sendiri
3. INISIATIVE
vs GUILT (antara 4-5 tahun)

Kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan fisik dan mampu
mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak
semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Rasa percaya dan
kebebasan yang baru saja diterimanya, tetapi kemudian timbul keinginan menarik
rencananya/kemauannya, maka timbul perasaan bersalah.
Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan
bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan
waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak
mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya
apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa
saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.

4. INDUSTRY
vs INFERIORITY (6-11 tahun)

Dimensi polaritasnya adalah: memperoleh perasaan gairah dan di pihak lain
mengatasi perasaan rendah diri. Dalam hubungan sosial yang lebih luas, anak
menyadari kebutuhan untuk mendapat tempat dalam kelompok seumurnya. Anak harus
berjuang untuk mencapai hal tersebut. Bila dalam kenyataannya ia masih dianggap
sebagai anak yang lebih kecil baik di mata orang tua maupun gurunya, maka akan
berkembang perasaan rendah diri. Anak yang berkembang sebagai anak yang rendah
diri, tidak akan pernah menyukai belajar atau melakukan tugas-tugas yang
bersifat intelektual. Yang lebih parah, anak tidak akan percaya bahwa ia akan
mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.

Gimana udah pada tau kan sekarang… ok udah dulu ketemu di postingan selanjutnya…


Share this content:

I am a passionate blogger with extensive experience in web design. As a seasoned YouTube SEO expert, I have helped numerous creators optimize their content for maximum visibility.

Leave a Comment